Senin, 10 September 2007

Prasangka dua

Kenapa kenyataan selalu lebih selangkah di belakang
Dibandingkan dengan emosi, meluap, menelan, menggila
seperti air bah yang menghempaskan sekitar bahtera Nuh
Mengombang ambingkan hati dengan muatan segala kebimbangan
Memaksa tubuh untuk terus berlari sambil memikul beban keraguan
Rapuh, hina, segala yang mengutamakan perasaan buta
mengecilkan sudut hati yang sering di sebut kebenaran

Seperti kata orang bodoh, cinta tidak harus memiliki
Tetapi juga jangan berhenti untuk berusaha memiliki
Keputus asaan hanyalah milik orang dengan jiwa yang kecil
Memalukan...dan mengharukan
Maka pandanglah dengan ketegaran pokok cemara
Yang tetap tegar menghadang tiupan angin dari yang lembut sampai amarahnya
Sekuat bahtera Nuh yang diombang ambingkan oleh air samudra yang murka
Atau barangkali lebih dekat ke karang yang tiap hari ditampar ombak
tetapi dia masih kokoh tak bergeming. tanpa air mata

Raihlah kembali yang telah hampir terlepas
karena yang seperti itu hanya ada satu di dunia
tak ada di tempat lain yang memberi kelebihan yang dimilikinya
buang segala prasangka karena hanya akan mempersempit langkah kita
pandang kedepan tanpa usah peduli dengan kerikil yang mengganggu
tetaplah tanpa putus asa


Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

Tidak ada komentar: